• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!
  • Subcribe to Our RSS Feed

Rabu, 27 November 2013

Spesial Tuna di Pesinggahan

20.38 // by dalijo // , // 6 comments

Tuna Pesinggahan

Akhir tahun hampir setiap hari cuaca dihiasi dengan rintikan air hujan dan suhu yang agak dingin. Begitu juga hari itu. Suhu yang dingin ini membuat perut menjadi semakin mudah lapar. Meskipun sebenarnya di suhu seperti apapun perut saya juga cepat lapar. Obat dari rasa lapar itu tentu saja dengan makan dan beruntungnya siang itu ada ajakan makan dari seorang teman yang ingin berbagi rezeki.

Tujuan makan kali ini agak jauh dari tempat kami tinggal, letaknya di dekat pantai, tepatnya di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Tempat ini dilewati oleh jalan raya Denpasar-Karangasem, tidak jauh dari Goa Lawah, yang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat Hindu.
Tuna Pesinggahan
Warung Mertha Sari
Spesial ikan tuna, begitulah menu yang ditawarkan oleh warung makan yang kami kunjungi. Namanya adalah warung lesehan “Mertha Sari”. Walaupun ada embel-embel lesehan, tapi bila ingin makan dengan duduk di kursi juga ada. Letaknya tidak berada persis di pinggir jalan raya tetapi masuk ke dalam sekitar 500 meter. Meskipun tidak di pinggir jalan besar, warung ini hampir setiap hari selalu ramai dikunjungi karena memang sudah cukup terkenal kelezatan olahannya.

Menu spesialnya adalah sate tuna yang penyajiannya dililit pada sebatang bambu kecil, bukan lidi sebagaimana umumnya sate di Jawa. Oleh karena itu banyak juga yang menyebutnya dengan sate lilit. Selain sate lilit menu tambahannya ada sate yang bentuknya agak beda, yaitu irisan daging tuna yang dipotong lalu ditusuk dengan batang bambu yang ukurannya lebih kecil (hampir seukuran dengan lidi) dan dilumuri dengan bumbu yang berbeda dengan sate lilit yang tadi. Sajian tuna yang lain adalah pepes atau orang setempat menyebutnya dengan tum, bentuknya sepeti tempe kecil. Tidak lengkap kalau menu ‘kering’ tersebut tidak diikuti dengan menu ‘basah’. Semangkuk kecil kuah dengan daging tuna siap membasahi lambung, mirip-mirip seperti gulai tuna. Menu tuna tersebut dipadukan dengan plecing dan kacang sebagai lalapannya ditambah sambel matah. Benar-benar menggoda selera.
Tuna Pesinggahan
Sate dan tum tuna
Letak warung Mertha Sari yang berada di Desa Pesinggahan ini membuat nama desa tersebut menjadi lebih terkenal dan identik dengan warung tuna. Pesinggahan ya Mertha Sari. Jika ditanya mau makan di mana, kalau dijawab Pesinggahan maka kemungkinan besar mengacu ke Warung Mertha Sari. Karena letaknya tidak jauh dari pantai, membuat bahan baku ikan tuna segar tidak susah didapat. Karena letaknya itu pula warung ini menjadi ada. Konon dulu awalnya karena banyak ikan tuna lalu muncullah ide untuk membuat masakan dari tuna, hingga akhirnya berdirilah warung ini. Sekarang karena permintaan sate tuna terus meningkat, pasokan tuna dari Pantai Pesinggahan kadang tidak mencukupi sehingga harus mencari pasokan ikan tuna dari tempat lain.
Tuna Pesinggahan
Awal mula
Tuna Pesinggahan
Beberapa menit kemudian
Kami memilih untuk duduk lesehan. Tempat lesehan tidak di lantai dengan gelaran tikar atau karpet tetapi di atas bangku kotak yang kira-kira bisa menyangga sekitar empat orang. Karena kami berjumlah lima orang dan badan teman-teman saya cukup besar, maka dua bangku dijadikan satu agar muat.

Rasanya memang lezat. Sate, tum, gulai tuna dipadu dengan kacang dan sambel matah, josss. Sampai-sampai nasi sepiring terasa kurang, empat dari lima orang rombongan kami meminta tambahan masing-masing satu piring lagi, termasuk saya.

6 komentar: